Click here for the English Version
Posisi Animal Welfare Office (AWO) merupakan satu elemen yang paling penting dalam pengoperasian ESCAS (Exporter Supply Chain Assurance System / Sistim Jaminan Rantai Pasokan Exportir). ESCAS diterapkan untuk menjamin kesejahteraan hewan ternak Australia yang dipotong pada negara pengimpor sapi. Standar kesejahteraan internasional hanya dapat dijamin jika orang yang kompeten berada pada lapangan untuk menjalankan proses dan memastikan standar yang relevan dijalankan. Hal yang paling kritis pada alur ini yaitu hasil akhir pemotongan hewan.
Singkatnya, dibutuhkan seorang operator yang sangat baik sebagai AWO pada Rumah Potong Hewan. Pada Agustus 2011, saat sebelum ESCAS dimulai di Indonesia tidak ada posisi seperti AWO sehingga kemudian AWO dibutuhkan untuk direkrut dan dilatih di RPH. RPH Terbesar di Lampung (Sumatera bagian Selatan) yaitu Z-Beef yang mana memotong sapi yang dipasok dari penggemukan (feedlot) lokal JJAA (Juang Jaya Abdi Alam). Manajemen dari rantai pasokan feedlot merekrut staff baru untuk memenuhi dan menjalankan kebijakan ESCAS dan salah satu dari staff tersebut yaitu Bambang yang mana memiliki posisi sebagai AWO pada RPH Z-Beef
Bambang memiliki perawakan dengan tubuh kurus, usia 21 tahun, memiliki berat badan kurang lebih 45 kg dan terlihat seperti seorang anak 14 tahun. Pekerjaan sebelumnya yaitu sebagai pegawai photocopy. Bambang dilatih untuk menjalankan hal baru yaitu peraturan ESCAS untuk RPH yang berisi para petugas jagal yang keras, dan selalu membawa kapak dan benda tajam saat bekerja. Saat itu saya dengan percaya diri memprediksikan bahwa ia tak akan bertahan lebih dari satu minggu. Terkadang memang tidak menyenangkan saat sesuatu terbukti salah namun pada hal ini saya senang untuk melaporkan bahwa Bambang adalah seorang yang hebat yang telah membuktikan bahwa ia dapat bekerja dengan baik. Pada 2013 Bambang mendapatkan penghargaan sebagai AWO terbaik di antara para 25 AWO lainnya.
Belakangan ini saya mengunjungi RPH Z-Beef untuk mengambil foto Bambang untuk mengisi artikel blog ini dan saya kagum lagi atas kepemimpinannya pada ruangan yang penuh dengan orang berkarakter keras yang mana ia merupakan seorang yang paling muda dan kecil di RPH. Bambang memegang rasa hormat dari setiap orang melalui kemauan, kompetensi, dan antusiasme nya.
Bambang dengan cepat bergerak ke belakang kandang untuk membantu petugas kandang menggiring sapi kemudian memanjat ke atas kotak pemingsanan sapi di mana ia mengoperasikan peralatan pengencang kepala sapi dan melakukan proses pemingsanan sapi dengan kemampuan yang sangat baik.
Para petugas jagal tidak dapat memproses karkas hingga Bambang mengkonfirmasikan bahwa segala sesuatunya telah sesuai dengan prosedur.
Kemudian Bambang mengambil chip RFID dan menyelesaikan tugas akhir dari ketelusuran (traceability) dengan menympan data ID hewan. Data ini kemudian dikirimkan melalui email ke petugas admin importir dengan menggunakan Bluetooth dari scanner RFID ke telpon genggam sebagai bentuk konfirmasi bahwa pemotongan telah diselesaikan dengan prosedural.
Sistem administratif seperti ESCAS hanya bisa dijalankan oleh orang-orang yang bisa bekerja dengan baik setiap hari dan setiap tahun. Selama kita memiliki AWO seperti Bambang yang bisa mengoperasikan dan rantai pasokan lainnya maka kita berada pada posisi yang baik.
Can I have this in English, please? I dont speak Indo, unfortunately. Cheers Helen Armstrong Gilnockie Station PMB 15 Katherine NT 0852
0889750754 P 0889750797 F
If we abandon Australia entirely, shoot all the horses, drown all the puppies and kittens and reduce our man made CO2 emissions by 100%, we prevent just 0.0154 C of global warming – for about 5 minutes before China powers past us on her coal fired future.
LikeLike
Hi Helen, you can see the English version by following the link saying ‘Click here for the English Version’, or find it in our archives “Faces of the Industry: Animal Welfare Officer Bambang.” Hope you enjoy it!
LikeLike